MAKALAH
SISTEM PENCERNAAN DENGAN GASTROENTERITIS
dalam
rangka menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan medical bedah
( kmb I ) sistem pencernaan
Disusun oleh :
1. Novia (15031)
2. Nur
Khalifah (15033)
3. Yulita
Utari (15046)
PROGRAM DIPLOMA III
AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah KMB I
Sistem pencernaan yang berjudul Gastroenteritis. Selesainya penyusunan
ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang terhormat:
1. Ibu
Rusmawati Sitorus, S.Pd, S.Kep, MA selaku Direktur Akademi Keperawatan Harum Jakarta.
2. Ibu
Ns. Ari Susani, S.Kep selaku dosen
pembimbing mata ajar KMB I Sistem pencernaan
yang
telah meluangkan waktu dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam
rangka penyelesaian penyusun makalah ini.
3. Rekan-rekan
semua angkatan XVII Akademi Keperawatan Harum Jakarta.
4. Secara
khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik
selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang ilmu Keperawatan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta 15 maret 2017
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian........................................................................................................... 2
B. Faktor Pencetus.................................................................................................. 2
C. Pathofisiologi...................................................................................................... 3
D. Manisfestasi Klinis.............................................................................................. 4
E. Komplikasi ......................................................................................................... 4
F. Gejala Klinis....................................................................................................... 4
G. Pendekatan
diagnosis dari aspek tinja................................................................ 5
H. Pemeriksaan ....................................................................................................... 5
I. Penatalaksanaan ................................................................................................. 5
J. Pengkajian .......................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
Dalam tubuh manusia memerlukan makanan, air dan
elektrolit yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh melalui proses
pencernaan,terutama zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi,
mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari bahan makanannya) untuk
memperoleh energy guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja.
Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
terpelihara dengan baik akan menunjukan baiknya kesehatan yang dimiliki
seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan
fisik sehari-hari yang cukup tinggi.
Tubuh manusia memerlukan sejumlah gizi secara tepat,
sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu
dapat terpenuhi. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang
dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan,
tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul
konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau
hal tersebut kerana factor gizi.
Manusia untuk kehidupannya juga membutuhkan vitamin
yang didapat dari bahan pangan, hal ini demi berlangsungnya proses-proses dalam
tubuh. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, dan
keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolism dalam otak,
berakibat terjadi ketidak mampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih
berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu,
badan lebih kecil diikuti ukuran otak yang juga kecil.
Maka dengan itu untuk menjaga kestabilan dan
kesimbangan dalam proses pangan di perlukan satu system yaitu system saluran
pencernaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
gastroenterritis
adalah buang air besar ( defekasi )dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan
normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (menurut hendrawanto, 2003 ).
Menurut
WHO ( 1980 ) gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih dari tiga kali
sehari. Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4
kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer,
dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah ( Ngastiyah, 1997 ).
Gastroenteritis
( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah ( Snowden, et all. 1996).
Diare
adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran buang air besar. Kekerapan yang masih di anggap normal adalah sekitar 1-3
kali dan banyaknya 200-250 gram sehari. Beberapa kasus pasien mengalami
peningkatan kekerapan dan kenceran buang air besar walaupun jumlahnya kurang
dari 250 mg dalam kuraun waktu sehari (Soeparman 1990)
B. Faktor pencetus timbulnya diare
1.
a.
Pengurangan atau penghambatan ion-ion.
b. Perangsangan dan sekresi aktif ion-ion pada usus
(Secretory diarrhea)
2.
Terdapatnya
zat yang sukar diabsorbsi atau cairan dengan tekanan osmotik yang tinggi pada
usus(obat pencahar/ lansansia)
3. Perubahan
pergerakan dinding usus
C.
|
|
(Soeparman
1990)
D.
Manifestasi
klinis
Manifestasi klinis
klien dengan gangguan gastroenteritis : diare yang berlangsung lama ( berhari-
hari atau berminggu –minggu ) baik secara menetap atau berulang penderita akan
mengalami penurunan berat badan.
1. Berak
kadang bercampur dengan darah
2. Tinja
yang berbuih
3. Konsistensi
tinja dapat berlendir
4. Tinja
dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
5. Penderita
merasakan sakit perut
6. Rasa
kembung
7. Kadang-kadang
demam
E. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan
hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal
nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi
sekunder akibat kerusakan mukosa usus
F.
Gejala
klinik
- Diare
yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap
atau berulang à panderita akan mengalami penurunan
berat badan.
-
Berak
kadang bercampur dengan darah.
- Tinja
yang berbuih.
- Konsistensi
tinja tampak berlendir.
-
Tinja
dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak.
- Penderita
merasakan sekit perut.
- Rasa
kembung.
- Kadang-kadang
demam.
G. Pendekatan diagnosis dari aspek
tinja
1.
Volume tinja yang banyak à diare berasal dari kelainan usus halus
dan permulaan usus besar.
2.
Tinja
yang sedikit dan berlendir (dengan peningkatan kemendadakan serta kekerapan
buang air besar) à kelainan berasal dari kolon desenden, sigmoid dan
rektum.
3.
Tinja
yang berlendir dan bercampur dengan darah à peradangan usus besar.
4.
Tinja
yang berbau busuk à menunjukan adanya pembusukan asamamino yang tidak di
serap.
H. Pemeriksaan
1. Laboratoris
(pemeriksaan darah)
Peningkatan LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia
terjadi pada penyakit malabsorbsi. Di jumpai pula hipokalsemia dan avitaminosis
D, peningkatan serum albumin, fosfatase alkali dan masa protrombin pada
penderita dengan malabsorbsi. Penuruna jumlah serum albumin pada
pnderita penyakit chron.
2. Radiologis
- Barrium
Foloow through à penyakit chron.
-
Barrium
enema à skip lession,
spasme pada sindroma kolon iritable.
3. Kolonoskopi
Pemeriksaan ini di
anjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon.
I.
Penatalaksanaan
1. Pengaturan
diet
Bila terjadi konstipasi berikan makan dengan makanan
tinggi serat. Di anjurkan untuk menghindari susu.
2. Pengaturan
obat-obatan
J.
Pengkajian
1. Riwayat
kesehatan yang berhubungan dengan faktor pendukung terjadinya diare, serta bio- psiko- sosio- spiritual.
2. Keluhan
dan pemeriksaan fisik
-
Nyeri/
kolik pada perut bagian bawah yang berkurang dengan pergerakan usus.
- Malasie.
- Kadang
demam.
- Peningkatan
pengeluaran tinja.
-
Adanya
lendir atau pus di dalam tinja.
- Anoreksia.
- Penurunan
berat badan.
- Obstruksi
intestinal.
-
Peningkatan
bising usus (khususnya di kuadran kanan bawah).
-
Tinja
yang lembek atau cair.
- Flatus.
Masalah dan rencana tindakan keperawatan
1.
Perubahan
pola eliminasi defekasi (diare) berhubungan dengan proses peradangan pada usus.
Tujuan: Pasien menunjukan adanya pola eliminasi yang
berangsur normal dalam frekwensi dan konsistensi tinja.
a.
Kaji
kebiasaan pasien dalam melakukan buang air besar (frekwensi dan konsistensi).
b.
Perhatikan
dan catat karakteristik, faktor presipitasi dari diare.
c.
Siapkan
bedpan atau kamar kecil yang selalu siap di gunakan.
d.
Bersihkan
bedpan secepatnya dan gunakan pewangi untuk mengurangi bau.
e.
Kurangi
makan atau minuman yang menjadi faktor pencetus diare (jika di ketahui).
f.
Kolaborasi
dalam pemberian antispamodic, antidiare, dan antikolinergik untuk menurunkan
peristaltik usus.
g.
Kolaborasi
dalam pemberian anti inflamasi dan steroid.
2.
Resiko
terjadinya gangguan keseimbangan cairan (defisit) berhubungan dengan diare
Tujuan:
Selama dalam perawatan tidak terjadi defisit cairan.
a.
Kolaborasi
dalam pemeriksaan status cairan dengan (pemeriksaan BJ Plasma).
b. Pertahankan
pemberian cairan oral yang adekuat.
c. Hitung
dengan tepat selisih antara jumlah cairan yang masuk dan yang keluar.
d. Kolaborasi
dalam pemberian cairan perpar enteral jika di perlukan.
e. Observasi
tanda-tanda terjadinya defisit cairan
(membran mukosa, turgor kulit, produksi urin, peningkatan temperatur,
kelemahan, peningkatan BUN.
3. Resiko
tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan atau berkurangnya kemampuan usus dalam melakukan absorbsi makanan.
Tujuan: selama dalam perawatan pasien tidak mengalami
penurunan berat
a.
Kaji
kebutuhan nutrisi pasien sesuai dengan kebutuhan individual pasien (berdasarkan
usia dan berat badan).
b.
Jika
diare berkurang berikan peningkatan jenis makanan secara bertahap (lembut dan
berkalori tinggi à kasar kemudian biasa).
c. Sajikan
makanan dan minuman dalam keadaan hangat.
d. Anjurkan
pada pasien untuk mengurangi beberapa jenis makan yang dapat menimbulkan diare
(makanan yang berlemak, pedas, susu)
e. Kolaborasi
dalam pemberian Zat besi jika terjadi anemia dan anti emetik jika pasien
mengalami mual.
4.
Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram pada abdominal
Tujuan:
Rasa nyeri berkurang atau hilang
a.
Kaji
dan catat adanya distensi abdomen, karaktristik nyeri dan lokasinya.
b.
Anjurkan
pada pasien untuk rileks serta ajarkan tehnk relaksasi serta beberapa cara
untuk menguran gi rasa nyeri.
c.
Kolaborasi
dalam pemberian analgesik dan anti kolinergik.
d. Observasi
keluhan serta TTV.
5.
Resiko
terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengeluaran feces
secara terus menerus
Tujuan:
Tidak terjadi kerusakan integritas kulit selama dalam perawatan
a. Kaji
keadaan kulit pasien terutama pada bagian bokong dan sekitarnya yang mudah
lecet akibat feces yang bersifat asam.
b.
Bersihkan
sekitar lokasi bokong secara adekuat.
c.
Anjurkan
pada pasien untuk mengganti sering ganti posisi pada saat istirahat terlentang.
d.
Beri
dukungan terhadap tindakan yang bersifat positif.
e.
Jaga
daerah sekitar bokong agar tetap kering dan tidak lembab.
f.
Observasi
keadaan kulit sekitar bokong.
Pentalaksanaan medis
1. Pemberian
cairan
2. Diatetik
: pemberian maknan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan
dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
a. memberikan
ASI
b. memberikan
bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan
yang bersih.
c. Obat-obatan
Rekokordil
adalah antidiare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi,
mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap
sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan.
Leperamide
merupakan golongan kopioid yang bekerja dengan
cara memperlambat mortilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkular
dan longitudinal usus.
Nifroxazide
adalah
senyawa nitrofuran yang memiliki efek bakterisidal escherichia coli, shigella,
dysenteriae, streptococus
Streptococus dan pseudomoinus
aerugenusa. Nifuroxiade bekerja lokal pada saluran pencernaan.
Dioctahedral smectite ( DS ), suatu
aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti
dapat melindungi barier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri serta
rotavirus
Keterangan
:
Pemberian
cairan, pada klien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan
umum.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu
harus di ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan
yang mengalami proses pencernaan di dalam tubuh adalah karbohidrat, protein,
dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral, vitamin, dan air tidak mengalami
proses pencernaan. Proses pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua
macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat
kalian mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses
pencernaan mekanik (fisik) sedang berlangsung.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan
makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan.Saluran pencernaan manusia memanjang dari
mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus),
lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), dan anus.
DAFTAR
PUSTAKA
Caine,
Randy Marion, 1987, Nursing Care Planning Guides For Adult, USA Baltimore: William
& Wilkins.
Junadi,
Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran,
Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price,
Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep klinik Proses-Proses
Penyakit, Jakarta: EGC.
Soeparman,
1990, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar