Selasa, 13 Desember 2016
DOKUMENTASI AKPER HARUM JAKARTA
AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA ANGKATAN XVII 2015/2016
Kamis, 08 Desember 2016
DOKUMENTASI KEPERAWATAN JENIS MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN PROBLEM ORIENTED RECORD ( POR )
MAKALAH
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
JENIS
MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN
PROBLEM
ORIENTED RECORD ( POR )
DISUSUN
OLEH :
NURWAHID WINDI ARIS
IRJAYANTO
ICUT
PUSPITA
NOVIA
PERMATA SARI
MARDIUL
KUSWA
NITA
RAHMAWATI
YULITA
UTARI
PROGRAM
DIPLOMA III
AKADEMI
KEPERAWATAN HARUM JAKARTA
TAHUN
2015-2016
KATA
PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyusun makalah Faktor sosial budaya yang
mempengaruhi pengkajian pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan
dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat:
1.
Ibu Rusmawati Sitorus, S.Pd, S.Kep, MA selaku
Direktur Akademi Keperawatan harum Jakarta.
2.
Ns.Ibu Wiwik Sofia, S.Kep selaku dosen mata
ajar Dokumentasi Keperawatan yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik
berupa maril maupun materil selama mengikuti pendidikan di Akedemi Keperawatan
Harum Jakarta ini.
3.
Ibu Ns. Ari Susiani, Mkep selaku wali kelas
tingkat I.
4.
Rekan-rekan semua angkatan XVII Akademi Keperawatan Harum Jakarta.
5.
Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih
kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan dimasa
mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang ilmu Patologi Anatomi.
Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih dan penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta,
September 2016
Kelompok
2
i
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dokumentasi
keperawatan merupakan tindakan mencatat setiap data yang di dapat oleh perawat
dalam dokumen yang sistematis. Proses pencatatan tidak hanya menulis data yang
tercatat pada format yang tersedia. Dokumentasi keperawatan menitik beratkan
pada proses dan hasil pencatatan (Potter
- Perry, 1997). Hal tersebut bearti bahwa mulai dari proses mencatat sampai
memopertahankan kualitas catatan harus diperhatikan, karena dokumen keperawatan
memegang peranan yang sangat penting. Proses profesionalisme bidang keperawatan merupakan
proses berubah jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak, baik dari
kalangan keoerawatan sendiri ataupun dari
kalangan non keperawatan. Hal ini berarti bahwa perawat harus mau
berubah mengikuti perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, perawat
harus berani menghadapi konsekuensi-konsekuensi dan implikasi-implikasi guna
menampilkan ciri profesi dalam dirinya, yaitu sebagai oerawat profesional.
Keperawatan di indonesia telah mengalami perubahan kgeseran onsep dan terjadi
pergeseran yang sangat penting. Salah satu pergeseran penting yang terjadi
dalam proses profesionalisasi keperawatan adalah dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan. Pada awalnya, penekanan lebih ke arah prosedur tanpa adanya
penekanan terhadap landasan pengetahuan ilmiah
dan metode ilmiah yang bersifat logis dan sistematis. Sekarang keduanya
berjalan seiring yang dikenal sebagai proses keperawatan. Antara
profesionalisme keperawatan dengan dokumentasi proses keperawatan saaling
terkait. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangatlah penting.
Tuntutan profesi adalah dokumentasi keperawatan yang bertanggung jawab, baik
dari aspek etik maupun aspek hukum.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk memberi gambaran kepada mahasiswa mengenai
bagaimana cara pendokumentasian keperawatan.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Konsep dokumentasi keperawatan
Rangkaian
kegiatan proses keperawatan yang sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan
adalah penulisan dokumentasi sebagai pertanggungjawaban perawat terhadap
kinerja profesional yang dilaksanakan. Dalam proses penyusunan standar
dokumentasi harus memperhatikan tiga komponen penting sebagai pedoman. Komponen yang
digunakan mencakup tiga aspek yaitu:
1.
Komunikasi.
2.
Proses keperawatan.
3.
Standar keperawatan.
Komponen
Dokumentasi:
1.
Komunikasi
Untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan seorang perawat perlu memahamitekhnik
komunikasi yang benar. Dokumentasi merupakan komunikasi secara tertulis sehingga
perawat dituntut untuk dapat mendokumentasikan secara benar.
Contoh efektifitas pola penulisan komunikasi :
a. Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat.
b. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan apa
yang telah terjadi dan diharapkan terjadi.
c. Data klien yang akurat dapat dicatat dengan jelas
Data klien
meliputi data subyektif dan data obyektif pada saat klien masuk rumah Sakit
atau kontak dengan pelayanan keperawatan.
d.
Penulisan catatan
menggambarkan suatu kreatifitas.
2.
Proses Keperawatan
Dokumentasi
proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan
tindakan dan pelaksanaan tindakan, kemudian perawat mengevaluasi respon klien
terhadap proses dan hasil tindakan keperawatan baik secara subyektif maupun
obyektif.Lingkup pencatatan pada proses keperawatan yang spesifik meliputi :
a. Klien masuk
rumah sakit/kontak dengan pelayanan perawat
b. Kelengkapan
riwayat keperawatan dan pemeriksaan
c. Diagnosa
keperawatan
d. Rencana
tindakan keperawatan
e. Pendidikan
kepada klien
f. Dokumentasi
parameter monitorin dan intervensi keperawatan lainnya
g. Perkembanagan
terhadap hasil yang diharapkan
h. Evaluasi
perencanaan
i. Jastifikasi
terhadap proses intervensi, jika perlu
j. Sistem
rujukan
k. Klien pulang
3.
Standar dokumentasi Keperawatan
Standar
dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi
yang dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu. Dengan adanya
standar dokumentasi memberikan informasi bahwa adanya suatu ukuran terhadap
kualitas dokumentasi keperawatan. Fakta tentang kemampuan perawat dalam
pendokumentasian ditunjukan pada ketrampilan menuliskan sesuai dengan standar
dokumentasi yang konsisten, pola yang efektif, lengkap, dan akurat.
Tujuan Utama Dokumentasi
1. Sebagai sarana komunikasi
Dokumentasi yang
didokumentasikan secara akurat dan lengkap dapat berguna untuk
a. Membantu koordinasi asuhan
keperwatanyang diberikan oleh tim kesehatan.
b. Mencegah informasi yang
berulang terhadap klien atau anggota tim kesehatan atau mencegah tumpang tindih
bahkan sama sekali tidak di lakukan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan
ketelitian dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien.
c. Membantu tum perawat
dalam menggunakan waktu sebaik-baiknya.
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
Sebagai upaya untuk melindungi klien terhadap kualitas pelayanan
keperawatan yang diterima dan perlindungan keamanan perawat dalam melaksanakan
tugasnya, maka perawat diharuskan mencatat segala hal yang dilakukan terhadap
klien. Hal ini penting berkaitan dengan langkah antisipasi terhadap
ketidakpuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan dan kaitannya dengan
aspek hukum yang dapat dijadikan settle concern,artinya dokumentasi
dapat digunkan untuk menjawab ketidakpuasan terhadap pelayana yang diterima
secara hukum.
3. Sebagai informasi statistic
Data
statistik dari dokumentasi keperawatan dapat membantu merencanakan kebutuhan
dimasa mendatang, baik SDM, sarana, prasarana teknis.
4.
Sebagai Sarana Pendidikan
Dokumentasi asuhan keperawatan yang dilaksanakan
secara baik dan benar akan membantu para siswa keperawatan maupun siswa
kesehatan lainnya dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan
dan membandingkannya, baik teori maupun praktek lapangan.
5. Sebagai Sumber Data Penelitian
Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat digunakan sebagai sumber
data penelitian. Hal ini erat kaitannya dengan yang dilakukan terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan, sehingga melalui penelitian dapat diciptakan satu
bentuk pelayanan keperawatan yang aman, efektif dan etis.
6. Sebagai Jaminan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Melalui
dokumentasi yang dilakukan dengan baik dan benar, diharapkan asuhan keperawatan
yang berkualitas dapat dicapai, karena jaminan kulitas merupakan bagian dari
program pengembangan pelayanan kesehatan. Suatu perbaikan tidak dapat
diwujudkan tanpa dokumentasi yang kontinu, akurat dan rutin baikyang dilakukan
oleh perawat maupun tenaga kesehatan lainnya. Audit jaminan kulitas membantu untuk
menetapkan suatu akreditasi pelayanan keperawatan dalam mencapai standar yang
telah ditetapkan.
7.
Sebagai Sumber Data Perencanaan Asuhan Keperawatan
Berkelanjutan
Dengan
dokumentasi akan didpatkan data yang aktual dan konsiten mencakup seluruh
kegiatan keperawatan yang dilakukan melalui tahapan kegiatan proses
keperawatan.
2.2 SOR (Source-Oriented Record).
Merupakan model dokumentasi yang berorientasi kepada
sumber. Model ini umumnya diterapkan pada rawat inap. Didalam model ini
terdapat : catatan pasien ditulis oleh dokter. Riwayat keperawatan ditulis oleh
perawat. Formulir nya terdiri dari : formulir grafik, format pemberian obat,
format catatan perawat meliputi. Riwayat penyakit klien, perkembangan klien,
pemeriksaan labolatorium dan diagnostik.
Model dokumentasi SOR terdiri dari lima komponen
antara lain.
A. Lembaran penerimaan berisi biodata.
B. Lembar intruksi dokter.
C. Lembar riwayat medis atau penyakit.
D. Catatan perawat.
E. Catatan laporan khusus.
Format model dokumentasi SOR
TANGGAL
|
WAKTU
|
SUMBER
|
CATATAN
|
Tgl/bln/thn.
|
Waktu
intervensi
|
P/D/F/G
|
1.
Meliputi pengkajian keperawatan
2.
Diagnosa keperawatan rencana
3.
Rencana keperawatan
4.
Tindakan keperawatan
5.
Evaluasi keperawatan
Tanda tangan
|
Sumber.
P = perawat, D = dokter, F = fisioterapi, G = ahli
gigi.
Keuntungan menggunakan model dokumentasi SOR antara
lain.
a. Menyajikan data yang berurutan dan mudah
diidentifikasi.
b. Memudahkan perawat melakukan cara pendokumentasian.
c. Proses pendokumentasian menjadi sederhana.
Kerugian menggunakan model dokumentasi SOR antara lain
sebagai berikut :
a. Sulit untuk mencarai data sebelumnya.
b. Waktu pelaksanaan Asuhan Keperawatan memerlukan
waktu yang banyak.
c. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber
untuk menentukan masalah dan intervensi yang akan diberikan kepada klien.
d. Pekembangan klien sulit untuk dipantau.
2.3 Model Dokumentasi POR
(Problem-Oriented Record).
Model dokumentasi POR merupakan model dokumentasi yang
berorientasi terhadap masalah, model yang berpusat pada data yang
didokumentasikan dan disusun berdasarkan masalah klien. Komponen-komponen model
dokumentasi POR antaralain:
A. Data dasar.
B. Daftar masalah.
C. Daftar rencana awal Asuhan
Keperawatan.
D. Catatan perkembangan.
a) Data dasar.
Data dasar
merupakan kumpulan informasi tentang klien, yang berisi semua informasi yang
telah dikaji dari klien sejak pertama kali klien masuk Rumah Sakit. Data dasar
meliputi : riwayat klien tentang keadaan umum klien, riwayat keluarga, keadaan
penyakit yang dialami pasien, tindakan keperawatan yang pernah diberikan,
pemeriksaan fisik, dan data penunjang (Labolatorium dan diagnostik).
b) Daftar masalah.
Daftar
masalah merupakan hasil penafsiran dari data dasar atau hasil analisis dari
perubahan data. Daftar ini mencerminkan keadaan atau nilai yang tidak
normaldari data yang didapat dengan menggunakan urutan prioritas yang
dituliskan ke dalam daftar masalah dan diberikan pada setiap pergantian shift.
Kriteria daftar masalah yang dibuat adalah :
1. Data yang telah teridentifikasi dari
data dasar disusun sesuai dengan tanggal identifikasi masalah.
2. Daftar masalah ditulis pertama kali
oleh perawat yang pertama kali bertemu dengan klien ataupun orang yang diberi
tanggungjawab untuk menuliskannya.
3. Daftar ini berada pada bagian depan
status klien.
4. Tiap masalah diberikan tgl, no,
rumusan masalah, serta nama perawat yang menemukan masalah tersebut.
Contoh Format dari daftar masalah
adalah sebagai berikut :
Tgl
|
No
|
Masalah
klien
|
Didentifikasi
oleh
|
Masalah
klien
|
20-10-2013
|
I
|
I
|
(
Perawat yang mengidentifikasi masalah klien )
|
|
a)
Daftar rencana awal Asuhan Keperawatan.
Daftar rencana awal Asuhan Keperawatan merupakan
rencana yang dapat dikembangkan secara spesifikuntuk setiap masalah. Terdiri
dari tiga komponen, yaitu :
1.
Pemeriksaan diagnostik.
2.
Manajemen kasus atau disebut juga usulan terapi
(pengobatan, kegiatan yang tidak boleh dilakukan, diet, penanganan khusus dan
observasiyang harus dilakukan).
3.
Pendidikan kesehatan(sebagai tujuan jangka
panjang).
b)
Catatan perkembangan.
Catatan perkembangan merupakan catatan tentang
perkembangan dari keadaan klien yang didasarkan pada setiap masalah yang
ditemukan pada klien. Revisi atau pembaharuan rencana tindakan mengikuti
perubahan dari keadaan klien. Catatan perkembangan ini berisi perkembangan atau
kemajuan dari setiap masalah kesehatan klien. Catatan perkembangan dapat
digunaka dalam bentuk :
1.
SOAP : subjective, objective, analisis, planning.
2.
SOAPIER : subjective, objective, analisis, planing,
implementation, evaluation, reasessment (peninjauan kembali/peninjauan ulang).
3.
PIE (Problem, Intervention (rencana tindakan),
Evaluation.
Contoh format model dokumentasi POR
Data dasar
|
Daftar masalah
|
Rencana
intervensi
|
Catatan
perkembangan
|
Ds :
Do :
|
I
|
1.
2.
3.
|
S
O
A
P
|
Ds :
Do :
|
I
Dst.
|
1.
2.
3
|
S
O
A
P
|
Keuntungan dalam menggunakan model
dokumentasi keperawatan POR yaitu :
A. Fokus catatan asuhan keperawatan
lebih menekankan kepada masalah klien dan proses penyelesaian masalah daripada
tugas dokumentasi.
B. Pendokumentasian asuhan keperawatan
dilakukan secara kontinu.
C. Evaluasi dan penyelesaian masalah
merupakan check list untuk masalah klien.
Sedangkan kerugian dalam menggunakan
model dokumentasi POR (Problem Oriented records) yaitu :
1. Dapat menimbulkan kebingungan jika
setiap hal harus dimasukan dalam daftar masalah.
2. Pencatatan dengan menggunakan bentuk
SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu.
3. Perawat yang rutin dalam memberikan
asuhan keperawatan semakin diabaikan dalam pendokumentasian proses
keperawatan ini.
2.4 Model dokumentasi keperawatan
POR (Progress-oriented record).
Model keperawatan POR (Progress-Oriented Record)
meripakan model dokumentasi yang berorientasi pada perkembangan dan kemajuan
klien. Jenis-jenis catatan yang dapat digunakan dalam model keperawatan POR
(Progress Oriented Record) yaitu :
A. Catatan perawat.
B. Lembar Alur.
C. Catatan pemulangan dari ringkasan
rujukan.
D. Catatan perawat.
Catatan perawat ditulis setiap 24
jam, catatan ini meliputi :
1. Pengkajian satu orang atau lebih
tenaga keperawatan tentang keadaan klien.
2. Asuhan keperawatan bersifat mandiri.
3. Asuhan keperawatan bersifat
pendelegasian.
4. Evaluasi keberhasilan setiap Asuhan
Keperawatan.
5. Tindakan yang dilakukan dokter yang
mempengaruhi Asuhan Keperawatan.
6. Kunjungan berbagai anggota tim
kesehata
Lembar alur, meliputi :
1. Hasil observasi yang dilakukan
perawat,pengukuran yang dilakukan secara berulang dan tidak perlu ditulis
secara naratif.
2. Catatan klinik, catatan keseimbangan
cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan dan catatan harian tentang Asuhan
Keperawatan.
Catatan
pemulangan dari ringkasan rujukan, meliputi :
1. Masalah kesehatan yang masih
terjadi.
2. Pengobatan terakhir.
3. Penanganan yang masih harus
diteruskan.
4. Kebiasaan makan dan istirahat.
5. Kemampuan untuk asuhan mandiri.
6. Jaringan dukungan.
7. Pola atau gaya hidup.
8. Agama
Hal-hal yang diperlukan pada
pencatatan Pemulangan klien adalah :
1. Informasi untuk profesi kesehatan
yang akan melanjutkan perawatan klien.
2. Informasi untuk klien.
1) Informasi untuk profesi kesehatan
yang akan melanjutkan perawatan klien adalah:
A. Uraian mengenai intervensi
keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
B. Uraian informasi yang telah disampaikan
kepada klien.
C. Uraian mengenai keadaan klien.
D. Penjelasan tentang keterlibatan
keluarga dalam asuhan keperawatan.
E. Uraian mengenai sumber daya yang
diperlukan dirumah.
2) Informasi untuk klien mencakup :
A. Penggunaan bahasa yang singkat,
jelas dan mudah dipahami.
B. Penjelasan prosedur tertentu sesuai
dengan yang dibutuhkan klien.
C. Identifikasi tindakan pencegahan
yang perlu diikuti atau dilaksanakan klien ketika melakukan asuhan keperawatan mandiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dokumentasi keperawatan adalah
Merupakan informasi yang akan menjadi dasar desiminasi tentang keadaan klien
kepada lembaga orang yang berkepentingan merupakan catatan yang dapat
menginformasikan status kesehatan pasien/klien, perubahan-perubahan yang terjadi,
perkembangan kesehatan dari waktu setiap kali kilen mendapatkan bantuan pelayan
kesehatan.
3.2 Saran
Hendaknya dalam proses
pendokumentasian keperawatan tidak hanya menulis data yang tercatat pada format
yang tersedia. Dokumentasi keperawatan menitik beratkan pada proses dan hasil
pencatatan. Hal tersebut berarti mulai dari proses mencatat sampai memperoleh
kualitas pencatatan harus diperhatikan karena dokumen keperawatan memegang
peranan yang sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
Handayaningsih,
isti. (2009). Dokumentasi Keperawatan (DAR). Jogjakarta: Mitra
Cendikia
Lismidar, dkk.
(2005). Proses Keperawatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Ali, Zaidin.
(2010). Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Langganan:
Postingan (Atom)