MAKALAH
SUPERVISI DALAM
MANAJEMEN
KEPERAWATAN
DISUSUN
OLEH :
1. Ainun
Nurhasanah ( 15001 )
2. Andriana
Rahmaniati ( 15003 )
3. Anis
Choeirunnisa ( 15004 )
4. Ayu
Pratidina ( 15005 )
5. Bunga
Rahmawati ( 15006 )
6. Danang
Adi Kusuma ( 15007 )
7. Ratna
Anti Legiyanto ( 15040 )
8. Vivi
Eka Aprilianti ( 15045 )
9. Yulita
Utari ( 15046
)
AKADEMI
KEPERAWATAN HARUM JAKARTA
TAHUN
AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah Manajemen Keperawatan
yang berjudul Supervisi dalam Manajemen
Keperawatan. Selesainya penyusunan ini berkat bantuan
dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima
kasih dan penghargaan yang terhormat:
1. Ibu
Rusmawati Sitorus, S.Pd, S.Kep, MA selaku Dosen
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan.
2. Ibu
Ns. Ari Susiani, MKep selaku wali kelas tingkat II
3. Rekan-rekan
semua angkatan XVII Akademi Keperawatan Harum Jakarta.
4. Secara
khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik
selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang ilmu Keperawatan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta,
Maret 2017
Kelompok I
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
..........................................................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
.........................................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah
....................................................................................................
2
C.
Tujuan Penulisan
......................................................................................................
2
D.
Sistematika Penulisan
...............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian Supervisi
.................................................................................................
3
B.
Tujuan Supervisi
.......................................................................................................
4
C.
Manfaat Supervisi
.....................................................................................................
4
D.
Prinsip – Prinsip Supervisi
.......................................................................................
5
E.
Cara Supervisi
..........................................................................................................
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
.............................................................................................................
11
B. Saran
.......................................................................................................................
11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting
dalam manajemen serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga
ada dalam manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan
kemampuan manajemen dari perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuan
dalam supervisi dan evaluasi. Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada
fase pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar tugas yang
diselesaikan oleh manajer ( tingkat bawah, menengah dan atas ) bukan hanya
hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Ada banyak tugas
yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini,
pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas. Ada banyak alasan yang
tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala manajer harus mendelegasikan
tugas rutin sehingga mereka dapat menangani masalah yang lebih kompleks atau
yang membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing
pengarahan ( dalam fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar
segala kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai
hambatan atau permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan
dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan
bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya. Sukar seorang
manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa
melakukan supervisi, karena masalah – masalah yang terjadi dapat diketahui oleh
manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staff keperawatan
yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.
B. Rumusan Penulisan
1. Apa
definisi supervisi dalam manajemen keperawatan ?
2. Apa
tujuan supervisi dalam manajemen keperawatan ?
3. Apa
manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan ?
4. Bagaimana
prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan ?
5. Bagaimana
cara supervisi dalam manajemen keperawatan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan
Umum
a. Menjelaskan definisi supervisi dalam
manajemen keperawatan
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat
supervisi dalam manajemen keperawatan
c. Menjelaskan prinsip – prinsip
supervisi dalam manajemen keperawatan
d. Menjelaskan cara supervisi dalam
manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Pembaca dapat
memahami Pengertian, Tujuan, Manfaat supervisi dalam manajemen
keperawatan.
b. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu
keperawtan dapat memahami prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
c. Perawat dapat menerapkan prinsip
dalam manajemen keperawatan
D.
Sistematika
Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini terdiri dari :
1. Bab
I : Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Penulisan
2. Bab
II : Berisi pengertian, Tujuan, Manfaat, Prinsip dan cara supervisi
dalam manajemen keperawatan.
3. Bab
III : Berisi Kesimpulan dan saran.
4. Daftar
Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Supervisi
Supervisi mempunyai
pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.Kegiatan
supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat. Supervisi diartikan sebagai
pengamatan atau pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
sifatnya rutin. ( Prajudi Atmosudiro 1982 )
Supervisi adalah
merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong,
memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat
dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.Supervisi mengandung
pengertian yang lebih demokratis. ( Thora Kron 1987),
Supervisi adalah
suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi
atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat
bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. ( Swansburg
1999)
Jadi dalam kegiatan
supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan
diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman
yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan
proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
B.
Tujuan Supervisi
Mengusahakan
seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan
dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan
agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
1. Mengorganisasikan
staf dan pelaksanan keperawatan
2. Melatih staf dan
pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan
dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi
sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
4. Memberikan layanan
kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
C.
Manfaat Supervisi
Apabila
supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
1. Supervisi
dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan,
serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan
bawahan.
2. Supervisi
dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini erat
kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah. Apabila
kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi.
Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang
telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan
efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).
D. Prinsip
– Prinsip Supervisi
Ada
beberapa prinsip yang dilakukan di bidang keperawatan ( Nursalam,2007 ) antara
lain :
1. Supervisi
dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
2. Supervisi
menggunakan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan hubungan antar manusia dan
kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepimpinan
3. Fungsi
supervsi diuraikan dengan jelas,terorganisasi dan dinyatakan melalui
petunjuk,peraturan,tugas dan standart.
4. Supervisi
merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan perawat
pelaksana.
5. Supervisi
merupakan visi,misi,falsafah,tujuan dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi
menciptakan lingkungan yang kondusif,komunikasi efektif,kreatifitas,dan
motivasi.
7. Supervisi
mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam pelayanan keperawatan yang
memberikan kepuasan klien,perawat dan manajer.
Menurut
keliat (1993 ) prinsip supervisi keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Supervisi
dilakukan sesuai dengan struktur organisasi rumah sakit
2. Supervisi
memerlukan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan hubungan antar
manusia,kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan
3. Fungsi
supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisasi dan dinyatakan melalui
petunjuk,peraturan kebijakan dan uraian tugas standart.
4. Supervisi
adalah proses kerjasama yang demokratis antar supervisor dan perawat pelaksana.
5. Supervisi
menggunakan proses manajemen termasuk menerapkan misi,falsafah,tujuan,dan
rencananya yang spesifik untuk mencapai tujuan.
6. Supervisi
menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi efektif,merangsang kreativitas
dan motivasi.
E.
Cara Supervisi
1. Langsung
Supervisi
dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern
diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian
petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif
adalah :
a.
Pengarahan harus lengkap
b.
Mudah dipahami
c.
Menggunakan
kata-kata yang tepat
d.
Berbicara
dengan jelas dan lambat
e.
Berikan
arahan yang logika
f.
Hindari
memberikan banyak arahan pada satu saat
g.
Pastikan
bahwa arahan dipahami
h.
Yakinkan
bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
3. Kegiatan rutin supervisor
Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap
harinya (bittel,a987) adalah sebagai berikut:
a.
Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
Mengecek jadwal kerja
Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
Mengecek jadwal kerja
b.
Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
Mengecek personil yang ada, Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan, Mengatur pekerjaan, Mengidentifikasi kendala yang muncul,
Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
Mengecek personil yang ada, Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan, Mengatur pekerjaan, Mengidentifikasi kendala yang muncul,
Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
c.
Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu apabila diperlukan, Mengecek pekerjaan rumah tangga
Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk personil baru. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait. Mengatur jam istirahat personil, Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara memudahkannya. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional, Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya, Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja, Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu apabila diperlukan, Mengecek pekerjaan rumah tangga
Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk personil baru. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait. Mengatur jam istirahat personil, Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara memudahkannya. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional, Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya, Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja, Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
d.
Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
e.
Sebelum pulang
Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.
Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.
Lengkapi laporan harian sebelum pulang
Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.
Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.
Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.
Lengkapi laporan harian sebelum pulang
Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.
4. Supervisor
Keperawatan
Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:
a.
Kepala ruangan, kepala
ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan diunit
kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit
kerjanya.
b.
Pengawas Keperawatan,
beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu instalasi, pengawas
perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu
beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya
instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.
c.
Kepala seksi, beberapa
instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala seksi mengawasi
pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh
perawat secara tidak langsung. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan
bertanggung jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung
dan semua perawat secara tidak langsung.
Cara Supervisi menurut , (suyanto, 2009)
Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung, penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan
supervisi.
a.
Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada
kegiatan yang sedang berlangsung. Cara supervisi ini ditujukan untuk bimbingan
dan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang terjadi. Cara supervisi terdiri dari :
1)
Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum
melakukan supervisi harus membuat perencanaan tentang apa yang akan
disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan waktunya
dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987). Dalam membuat perencanaan
diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian Kegiatan,
Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran (Suarli,
2009).
2)
Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor
kepada staf meliputi pengarahan tentang bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam memberikan pengarahan
diperlukan kemampuan
komunikasi dari supervisor dan
hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf. Cara pengarahan
yang efektif adalah : Pengarahan harus lengkap, Menggunakan kata-kata yang
tepat, Bebicara dengan jelas dan lambat, Berikan arahan yang logis. Hindari
memberikan banyak arahan pada satu waktu, Pastikan bahwa arahan dipahami. Yakinkan
bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan tindak lanjut.
3)
Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan baik, maka dalam melakukan suatu pekerjaan, staf perlu
bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus memberikan bimbingan pada
staf yang mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan harus
diberikan dengan terencana dan berkala. Staf dibimbing bagaimana cara untuk
melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan yang diberikan
diantaranya dapat berupa : pemberian penjelasan, pengarahan dan pengajaran,
bantuan, serta pemberian contoh langsung.
4)
Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting
dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu
dilaksanakan supervisor dalam memotivasi antara lain adalah (Nursalam, 2007) : Mempunyai
harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut kepada
para staf, Memberikan dukungan positif pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan,
Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan memberikan
tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman yang bermakna, Memberikan
kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan sesuai tugas limpah yang diberikan,
Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf, Menjadi role
model bagi staf.
5)
Mengobservasi (Nursalam, 2007)
Untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka supervisor harus melakukan
observasi terhadap kemampuan dan perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan
dan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.
6)
Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian
pencapaian tujuan, apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf,
maka diperlukan suatu evaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana yang telah disusun sebelumnya. Evaluasi juga digunakan untuk menilai
apakah pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk
mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara menilai
langsung kegiatan, memantau kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila suatu
kegiatan sudah di evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap kegiatan
tersebut.
b. Supervisi
Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan
tertulis, seperti laporan pasien dan catatan asuhan keperawatan dan dapat juga
dilakukan dengan menggunakan laporan lisan seperti saat timbang terima dan
ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi kesenjangan
fakta, karena supervisor tidak melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh
karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan balik
dari supevisor dan staf.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Supervisi
keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan di rumah
sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi memberikan pengarahan dan
petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien.
Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Manfaat
Supervisi, Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh
banyak manfaat. Manfaat tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) : Supervisi
dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan,
serta makin terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan. Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang
nyaman, ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja
diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya
B. Saran
1. Untuk
Institusi
Agar dijadikan
referensi, sehingga mahasiswa dapat menekankan supervisi dalam manajemen
keperawatan.
2. Untuk
Mahasiswa.
Agar mahasiswa mampu menerapkan
supervisi dalam manajemen keperawatan. Dan memahami manfaat, tujuan, prinsip
supervisi dalam manajemen keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Heru Supriyatno. 2006. Manajemen
Bangsal keperawatan. Jakarta: EGC
Cohen L. Elaine, Toni G. Cesta. 2005. Nursing Case
Management From Essentials to Advanced Practice Applications 4th
edition. Missouri: Elsevier Mosby
Gillies.19VIII9. Manajemen Keperawatan suatu
pendekatan sistem. Edisi Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi
dalam Praktik Keperawatan Profesional (Edisi2). Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi
dalam praktik keperawatan professional (edisi 4). Jakarta: salemba medika
Roussel, Linda A, Russel C. swansburg, Richard J.
Swanburg. 2003. Management and Leadership for Nurse Administrator 4th
edition. Toronto: Jones and Barlett Publishers.
- See more at:
http://sakinahkreatif.blogspot.co.id/2015/12/supervisi-dalam-keperawatan.html#sthash.t8jM6RB7.dpuf
Suarli dan Bahtiar. 2009. Manajemen keperawatan.
Jakarta: Erlangga
Wiyana, Muncul. 2008. Supervisi dalam Keperawatan. Diunduh
http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=artikeldtl.php&id=3 pada
tanggal 7 Oktober 2015